Home » » Ekonom Puji BI Naikkan BI Rate

Ekonom Puji BI Naikkan BI Rate

Written By Unknown on Kamis, 11 Juli 2013 | Kamis, Juli 11, 2013

Metrotvnews.com, Jakarta: Langkah Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan BI rate dipuji oleh ekonom. BI rate yang kini menjadi 6,5%, naik 75 bps dalam dua bulan terakhir dianggap lebih pas menghadapi potensi kenaikan inflasi akibat kenaikan harga BBM bersubsidi, tarif angkutan, hingga bahan kebutuhan pokok.

"Yang dilakukan sekarang BI ingin cepat-cepat ekspektasi inflasi cepat kembali ke semula. Dengan kata lain setelah Juli inflasi tinggi, Agustus, September sudah kembali normal," ungkap Kepala Ekonomi Bank Internasional Indonesia Juniman pada Media Indonesia lewat sambungan telepon, Kamis (11/7).

BI memperkirakan inflasi akan naik cukup tinggi karena ongkos transportasi ternyata naik di atas 33%. Juniman sendiri memprediksi inflasi akan menanjak melebihi perkiraan inflasi pemerintah, yakni 7,8% dibandingkan target pemerintah yang 7,2% untuk inflasi sepanjang tahun. Karenanya, BI dianggap perlu menjaga BI rate 6,5% dan suku bunga fasilitas simpanan satu malam BI (Fasbi) 4,75%.

Namun, langkah menjaga inflasi ini akan berakibat langsung pada pertumbuhan kredit, yang kemudian bermuara pada melambatnya pertumbuhan ekonomi. Juniman memprediksi suku bunga simpanan bank akan langsung naik 50 bps, sementara suku bunga pinjaman akan bergerak lagi 10-40 bps. Akibatnya, ekspansi kredit bank-bank akan terrem hingga pertumbuhan tahunan hanya mencapai 20%.

Ini kemudian membuat ekspektasi pertumbuhan ekonomi BII besarnya hanya 5,83%. Perkiraan ini setara dengan batas bawah perkiraan pertumbuhan ekonomi versi BI sendiri, yaitu 5,8-6,2%. Pemerintah dalam APBN Perubahan mencantumkan pertumbuhan ekonomi 6,3%.

"Dari awal kita sudah sering sampaikan pemerintah itu terlalu optimistis. Apalagi kita juga tahu IMF memangkas target pertumbuhan global dari 3,3% sampai ke 3,1%. Ini kan membuat global demand melambat. Dalam kondisi seperti itu ya kita tidak bisa mengandalkan ekspor. Dengan ekspor tidak bisa tumbuh, mencapai 6,3% saya rasa akan susah. Pertumbuhan 6% saja harus kerja keras," papar Juniman.

Seperti Juniman, Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada A Tony Prasetiantono juga memuji langkah BI. "Langkah ini tepat meski cenderung berani," kata Tony seraya menjelaskan bahwa langkah menaikkan BI rate perlu untuk meredam arus modal keluar yang saat ini memukul nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Saya katakan berani karena BI langsung menaikkan 50 bps. Semua saya duga hanya 25 bps. Namun saya duga data terakhir memang memaksa BI harus menaikkan BI rate secara signifikan agar tidak terjadi bleeding yang lebih besar lagi di cadangan devisa."

Sebagai dampaknya, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia diperkirakan akan melambat menjadi 5,9-6% saja. Penyebabnya, Tony juga melihat akan ada perlambatan pertumbuhan kredit.

"Ada risiko kenaikan NPL (rasio kredit macet) dan perlambatan pertumbuhan kredit. Kredit tampaknya bakal tumbuh di bawah 20%, misalnya 18-19%, dari posisi sekarang," katanya.

Catatan BI, hingga akhir Mei 2013 kredit tumbuh 21% secara tahunan. Perlambatan paling pesat terjadi pada pertumbuhan kredit konsumsi yang hanya 18,4%, sementara kredit modal kerja tumbuh 21,7% dan kredit investasi 22,9%. (Gayatri)

Editor: Asnawi Khaddaf
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

jangan lupa komen lagi ya brow dan kritik sarannya

MyUpload.org"
MyUpload.org"
Pasang Iklan Di Sini

Website saya nilai
Rp 2.25 JutaCP:087893680267

Flag Counter
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Coretanku - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger