Ditangkapnya Hercules Rozario Marshal bersama 50-an anak buahnya, Jumat
(8/3/2013), dengan sangkaan kekerasan dan pemerasan menjadi bukti bahwa
tidak mudah untuk terlepas sepenuhnya dari dunia preman. Disebut-sebut
bahwa Hercules sudah bertobat dari dunia preman. Namun nyatanya
ditangkap aparat dengan sangkaan yang amat sangat serius, khas dunia
preman. Kekerasan dan pemerasan.
Tentu saja ini berita besar bagi pers. Bukan saja karena terkait nama besar Hercules sebagai seorang preman, namun berkaitan pula dengan kiprah politik Hercules yang lagi naik daun di ormas Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB), yang menyatakan kesetiaan pada Prabowo Subianto dan Partai Grindra.
Dari layar kaca nampak anak buah Hercules melawan secara fisik pada personil gabungan kepolisian Polres Jakarta Barat dan Polda Metro Jaya. Terlihat pula Hercules beradu mulut dengan personil dan Kasatserse Polresta Jakarta Barat AKB Henki Haryadi. Baru kemudian aparat menggiring Hercules ke dalam kendaraan untuk dibawah ke Polda Metro Jaya.
Jika sangkaan pada Hercules ini diproses lebih lanjut dan dinyatakan terbukti di pengadilan, maka Hercules akan kehabisan otoritas moral dalam kiprah politiknya di Ormas GRIB dan Grindra. Dari peristiwa yang terekspose di media massa, terlihat, nampaknya sulit bagi seorang Hercules mengelak untuk kali ini. Pelapor sudah banyak dan dilapangan pun terbukti secara tak terbantahkan.
Kalau sudah demikian ceritanya, bukan saja Ahok yang diberitakan terkejut dan terbelalak, seorang Prabowo pun pasti terkejut.
Tertangkapnya Hercules tak ubahnya John Kei, sekalipun kasusnya berbeda. Kali ini, kecerdasan Hercules tak ubahnya John Kei. Mereka berdua dinilai sama saja. Sekali tercebur di dunia preman sangat sulit untuk keluar dari sana sampai kemudian aparat menghentikan mereka dengan paksa.
Uraian ini tentu saja dengan memposisikan Hercules dalam koridor praduga tak bersalah, sekalipun kecil peluang lolos di pengadilan. Dengan asumsi semua proses hukum berjalan wajar dan normal apa adanya tak lain sesuai hukum.
Tentu saja ini berita besar bagi pers. Bukan saja karena terkait nama besar Hercules sebagai seorang preman, namun berkaitan pula dengan kiprah politik Hercules yang lagi naik daun di ormas Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB), yang menyatakan kesetiaan pada Prabowo Subianto dan Partai Grindra.
Dari layar kaca nampak anak buah Hercules melawan secara fisik pada personil gabungan kepolisian Polres Jakarta Barat dan Polda Metro Jaya. Terlihat pula Hercules beradu mulut dengan personil dan Kasatserse Polresta Jakarta Barat AKB Henki Haryadi. Baru kemudian aparat menggiring Hercules ke dalam kendaraan untuk dibawah ke Polda Metro Jaya.
Jika sangkaan pada Hercules ini diproses lebih lanjut dan dinyatakan terbukti di pengadilan, maka Hercules akan kehabisan otoritas moral dalam kiprah politiknya di Ormas GRIB dan Grindra. Dari peristiwa yang terekspose di media massa, terlihat, nampaknya sulit bagi seorang Hercules mengelak untuk kali ini. Pelapor sudah banyak dan dilapangan pun terbukti secara tak terbantahkan.
Kalau sudah demikian ceritanya, bukan saja Ahok yang diberitakan terkejut dan terbelalak, seorang Prabowo pun pasti terkejut.
Tertangkapnya Hercules tak ubahnya John Kei, sekalipun kasusnya berbeda. Kali ini, kecerdasan Hercules tak ubahnya John Kei. Mereka berdua dinilai sama saja. Sekali tercebur di dunia preman sangat sulit untuk keluar dari sana sampai kemudian aparat menghentikan mereka dengan paksa.
Uraian ini tentu saja dengan memposisikan Hercules dalam koridor praduga tak bersalah, sekalipun kecil peluang lolos di pengadilan. Dengan asumsi semua proses hukum berjalan wajar dan normal apa adanya tak lain sesuai hukum.
0 komentar:
Posting Komentar
jangan lupa komen lagi ya brow dan kritik sarannya